Kamis, 06 Oktober 2016

Ketika Akhwat Bercadar Pasang Foto

Tags


Bismillah, sebuah tulisan singkat tetang fenomena akhwat bercadar yang ingin ikut eksis di dunia maya dengan meng-upload foto ke MedSos. Miris lah karena dilakukan oleh orang yang terlihat sudah ngaji sunnah. Tapi ya godaan itu memang datangnya dari mana saja, dan berat tentunya. termasuk godaan untuk 'ikut-ikutan' eksis, walaupun hanya di dunia maya.

Tidak bisa dimungkiri lagi bahwa kita hidup di zaman fitnah. Dimana akan banyak ujian bagi seseorang yang ingin mengamalkan Islam dengan baik sesuai manhaj para Rasul, manhaj para sahabat nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi wa Sallam. Saudara dan saudariku fillah, salah satu fenomena yang kita hadapi saat ini adalah fenomena eksisime dan narsisisme, di media sosial dan media yang lain. Yang memprihatinkan adalah saat saudara dan saudari kita yang sudah mengenal dan menjalani manhaj salaf membebek untuk mengikuti budaya mungkar itu, ingin eksis dan akhirnya terkena penyakit narsis.

Berjilbab besar bahkan bercadar, kita temui foto-foto itu di media sosial. Sedang taklim, muhadharah atau belajar di pondok, di-upload pula. Ada apa denganmu wahai saudariku? Pakaianmu, jubahmu, itu bukan untuk mempercantik dirimu, tapi untuk menutupi kecantikanmu. Perhatikan wasiat Rasulullah berikut: “Tidaklah aku tinggalkan sesudahku suatu fitnah/cobaan yang lebih membahayakan bagi kaum pria daripada fitnah kaum wanita.” (HR. Muslim [2740]). Apakah engkau akan menjatuhkan dirimu untuk menjadi fitnah bagi orang lain? Apakah engkau mau menjadi penyebab terfitnahnya saudaramu? Na'udzubillah.

Saat engkau sudah bisa menutup tubuhmu, namun jangan sampai engkau lalai untuk menutup hatimu, inbox HPmu, dll. Sungguh, jangan sampai engkau -dan kita semua tentunya- merasa aman dari fitnah dan dosa, karena ta'ajub, merasa sudah baik, dll. Perhatikanlah nasehat Ibnu Mas'ud berikut: “Sesungguhnya seorang mukmin memandang dosa-dosanya seakan-akan ia sedang duduk di bawah gunung dan ia takut gunung tersebut jatuh menimpanya. Dan seorang fajir memandang dosa-dosanya seperti seekor lalat yang lewat di hidungnya lalu ia berkata demikian (mengipaskan tangannya di atas hidungnya untuk mengusir lalat tersebut.”

Wahai saudara dan saudariku fillah, Islam itu bukan hanya berjenggot, bercadar, berpakaian syar'i, dst. Namun juga adab kita terhadap Allah Ta'ala, Rasul-Nya, orang tua, suami/istri, lawan jenis, sesama muslim, dalam bergaul, menggunakan teknologi, belajar, dll.

Demikian nasehat singkat dari saudaramu, yang juga merupakan peringatan buat diri saya pribadi yang masih dho'if. 
Copas
Wallohul muwaffiq.


EmoticonEmoticon